Keris Sengkelat Tangguh Pajang Mataram

Ready

Rp12.333.000

Dhapur Sengkelat Luk 13
Pamor Wos Wutah
Tangguh Pajang - Mataram, masa Peralihan.

Warangka kajeng timoho Branggah Ngayogyakarta
Deder Kemuning Bang
Mendak Perak Jene kendit
Pendok Slorok Tatahan Semen Gurdo

“Lanteping Panggrahita Landheping Panyakrabawa Gumantung ana titining Ati. Samaruna Bangkit, Nyaring Sarining Sasmita….”


Ketajaman pikir serta Rasa tergantung dari ketajaman Hati ; yang Mampu Menyaring semua Lambang Alam. Sedangkan sangu untuk Mengenal Alam serta Tuhan, adalah Teliti , telaten , tebering Ngudhi ( Terampil ), lan sregep Neges. Teliti terhadap berbagai macam Hal, berupaya keras untuk senantiasa mencoba dan Berusaha , serta rajin bertanya .


“Iki denya kang sastra sinandhi, yen ta sira anggaduh pusaka, wesi aji sawarnane, dhapur kang mengku tutur, kekarepan sajrone ngurip, pamor mungguhe donga, mring gusti kang linuhung, tuhu kebak ing sasmita, mara sira ywa ta kendat hamarsudi, kongsi dadi pepadhang.”



Inilah yang disebut sastra tersandi.
Jika engkau dianugerahi kesempatan merawat pusaka, tosan aji dan yang semisalnya, perhatikanlah dhapur dengan segala ricikannya yang mengandung nasehat, atas berbagai keinginan nafsu dalam kehidupan.Adapun pamor sebagai lambang doa pengharapan yang tak henti-henti, kepada Gusti Allah Yang Maha Tinggi.Benar-benar penuh dengan tanda-tanda untuk difahami maknanya, maka janganlah henti engkau mengolah budi memperbaiki diri dari pesan-pesannya, hingga jadilah ia penerang jalan kehidupan (Serat Sastra Bajra I: 2).





“DHAPUR KANG MENGKU TUTUR” 

Sebagai Dapur yang Lahir dari Kekuatan Rakyat, sengkelat berisi  Pesan pitutur yang sarat akan Makna, pesan pesannya juga bisa mewakili ; sifat seorang Pemimpin yang Pro Terhadap Rakyatnya .

Dalam serat Sastra Among Raga Kinom Menuturkan :



" Dhapur Sêngkêlat ginita, maknanira yèku urubing ati, murade patrap linuhung, dene ta rahsanira, ing sarina kalawan sawênginipun, tangi ,lungguh ,mlaku , nendra, duga-duga aywa kari."



Transalte Bebas :

Dhapur sengkelat dirancang, Maknanya Yaitu Nyalanya Hati dalam setiap Perbuatan  Luhur / Mulia . Adapun Rahasianya siang dan malamnya, Bangun, duduk, berjalan dan Tidurnya, Berpikir Matang jangan ditinggalkan .



“PAMOR MUNGGUHE DONGA”

Motif Pamor Tepen Beras Wutah atau juga dikenal Wos Wutah winengku , dengan Makna yang Sama :

Rizki yang melimpah Ruah, Keselamanatan & perlindungan.



Wos wutah dengan motifnya yang meneyerupai bentuk Beras  ( bulat lonjong memanjang tak beraturan ) , terkadang berdiri sendiri ataupun berada diantara pamor lain.Pamor wos Wutah Merupakan Representasi dari rekaman doa dan Harapan Leluhur yang tak henti henti .



dalam Bahasa Jawa Wos Wutah merupakan Perwujudan Doa agar pemilik diberikan “Rizki yang melimpah Ruah” serta Bertambahnya nilai nilai kebaikan.



di iringi garis tepen ditepian bilah, pamor ini lebih dikenal sebagai pamor Wengkon atau pamor Tepen karna bentuknya seperti Garis tipis ditepian bilah yang Membingkai ( Mewengku, melindungi ).

Pamor Wengkon bermakna Doa perlindungan dan Keselamatan yang menekankan prinsip Taqwa, harapnnya agar pemilik tetap Eling lan Waspada, persiapan sejak dini, kehati hatian dalam mengambil langkah, Sebagai Upaya Melindungi Tugas yang sedang diemban serta dipermudah dalam mencapai Harapan yang akan diraih.



TANGGUH KERIS

Berikut  Referensi Keris Tangguh Kasultanan Pajang Era Peralihan Mataram / Pajang  - Mataram :

“Jejeneng Empu Ki Arja Japan . Dhuwung Gonjo Waradin , Gulu Meled Sedengan, Sirah cecak Meneter Lancip, Bangkekan Sedengan, Buntut Urang Mekrok papak,Seblakipun metenteng merak ati , Wasuhanipin pamor Mujek Keset, Sekar Kacang Kados Gelung Wayang, Jalen Mekrok lantas , lambegaja sedengan Godongan Mojok, Blumbangan Lebet , sogokan semu cucuk dandang aswatawis cekak, januripun Landep dumugi pujuhan, menawi luk lukipun Rengkol, awak awakaipun pejetan dumugi pucuk menawi medal leres lenggahipun mayat, gandik cekapan, tikel alis jugag”.
~Serat Panangguhing Dhuwung.

TokopediaShopee